Tugas 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Guru Penggerak
Alhamdulillah pada tahun ini saya bisa mengikuti Program Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10, yang semula saya terminal, Pada kesempatan kali ini saya akan mengeshare tugas Tugas 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Tugas ini sebetulnya bisa disajikan dalam bentuk media informasi apa saja. Format medianya pun fleksibel sesuai dengan minat dan kemampuan kita misalnya lewat artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan lainnya. Kali ini saya mencoba membuat melalui artike lewat blog
Berikut tulisan saya berhubungan dengan Kesimpulan dan Refleksi modul
Tugas 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Pendidikan memiliki peran penting dalam mengarahkan dan mengembangkan potensi alami yang dimiliki oleh anak-anak, sehingga mereka dapat mencapai tingkat keselamatan dan kebahagiaan yang maksimal sebagai individu dan anggota masyarakat.
Pemikiran KHD juga mencakup konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Menurutnya, pendidikan seharusnya tidak hanya memuat pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan dan kepribadian siswa secara holistik. Oleh karena itu, pendidikan haruslah menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Filosofis KHD
Filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD), Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, mengandung makna yang dalam.
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha
Filosofi ini mengajarkan bahwa guru harus menjadi contoh yang baik dalam segala hal, termasuk dalam moralitas, etika, dan perilaku. Guru yang menjadi teladan akan memberikan inspirasi kepada siswa untuk mengikuti jejaknya, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memberikan dampak yang baik dalam pembentukan karakter siswa.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Filosofi ini mengajarkan bahwa penting bagi seorang pendidik untuk mampu membangkitkan semangat siswa saat mereka mulai lelah dalam proses belajar. Dengan menginspirasi dan memberikan dorongan kepada siswa, guru dapat membantu mereka untuk tetap fokus, gigih, dan bersemangat dalam mengejar prestasi akademik serta menghadapi tantangan yang muncul dalam pembelajaran.
3. Tut Wuri Handayani
Filosofi ini mengajarkan bahwa seorang guru tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan, tetapi juga harus memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran. Guru yang baik adalah yang memberikan arahan yang benar dan menginspirasi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.
Menuntun
Konsep menuntun ini mengandung makna mendampingi, membimbing, dan memberi arahan kepada individu untuk mencapai potensi tertingginya. Dalam konteks sosial budaya, perwujudan menuntun menjadi refleksi dari nilai-nilai kearifan lokal dan budaya yang dijunjung tinggi. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan haruslah memperhatikan konteks sosial budaya masyarakatnya. Menuntun dalam hal ini bukan sekadar memberikan instruksi, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai, norma, dan budaya lokal yang menjadi landasan hidup masyarakat.
Kodrat Anak adalah Merdeka
Anak memiliki hak untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan alaminya tanpa tekanan atau pembatasan yang berlebihan dari pihak orang dewasa. Pemikiran ini juga mengandung pesan penting bahwa anak bukanlah objek yang harus diprogram, tetapi subjek yang aktif dalam proses pembelajaran. Dengan memahami bahwa kodrat anak adalah merdeka, KHD mendorong terciptanya lingkungan belajar yang mendukung, inklusif, dan memberdayakan bagi setiap anak untuk mencapai potensinya secara optimal.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Setiap zaman memiliki karakteristik dan tuntutan tersendiri yang memengaruhi proses pembelajaran. Konsep Kodrat Zaman menegaskan bahwa pendidikan juga harus responsif terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Begitu juga dengan konsep Kodrat Alam menunjukkan bahwa pendidikan haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip alamiah yang mengakui keunikan dan keberagaman individu serta lingkungan sekitarnya. Ini mengimplikasikan bahwa pendidikan haruslah relevan dengan realitas sosial, budaya, dan alam setempat agar dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan siswa. Oleh karena itu, pendidikan yang berlandaskan pada pemikiran Kodrat Alam dan Kodrat Zaman akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, relevan, dan progresif bagi siswa untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan mereka.
Proses pembelajaran yang mencerminkan konteks lokal sosial budaya
Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam konteks lokal sosial budaya merupakan pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal, tradisi, dan kearifan lokal ke dalam pembelajaran. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan materi pembelajaran yang relevan dengan budaya setempat, mengadakan kegiatan atau proyek yang menekankan pada kearifan lokal, dan melibatkan komunitas lokal dalam proses pembelajaran.
Beberapa hal yang saya lakukan dalam mewujudkan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) secara konkret dalam konteks lokal sosial budaya di kelas dapat meliputi:
- Penggunaan bahasa dan budaya lokal dalam pembelajaran sebulan sekali setiap hari Sabtu Pon, seperti menggunakan baju adat daerah atau permainan/cerita rakyat sebagai bahan pembelajaran.
- Menerapkan pembelajaran berbasis permainan atau simulasi yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan mengajarkan kerja sama serta keterampilan sosial kepada siswa.
- Memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui seni atau karya-karya budaya, seperti seni lukis, tarian, atau karya sastra dalam kegiatan tengah semester.
- Melibatkan tokoh budaya sebagai narasumber dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar langsung dari sumber yang otoritatif dan relevan
1. Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul 1.1?
Sebelum mempelajari Modul 1.1, beberapa hal yang saya lakukan dalam pembelajaran di kelas antara lain :
- Saya hanya fokus pada bagaimana caranya segera menuntaskan tujuan atau materi pembelajaran yang sesuai dengan modul ajar yang saya dapatkan dari internet
- Keberhasilan pembelajaran menurut saya, bila anak diam dan tidak ramai baik itu saat saya menyampaikan materi, ataupun saat saya meninggalkan kelas karena adanya tugas luar
- Metode yang efektif disemua pembelajaran adalah ceramah dan tanya jawab, karena anak belum banyak pengetahuan, sehingga guru yang perlu aktif mentransfer pengetahuan
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah saya mempelajari Modul 1.1, saya jadi merubah pandangan tentang pendidikan. Menurut KHD, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun dan mengarahkan potensi alami yang dimiliki oleh anak-anak, sehingga mereka dapat mencapai tingkat keselamatan dan kebahagiaan yang maksimal sebagai individu dan anggota masyarakat.
Proses menuntun ini bertujuan untuk membantu anak mengembangkan kekuatan alaminya sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperkuat potensi yang dimilikinya. Pendidikan dalam konteks ini lebih memihak kepada kepentingan dan perkembangan anak. Anak bukanlah sebuah kanvas kosong yang bisa diatur sesuai keinginan orang dewasa, melainkan mereka lahir dengan potensi alami yang perlu dipahami dan dibimbing secara bijaksana.
Berdasarkan pada pemikiran pendidikan KHD tersebut, maka saya perlu merubah pemikiran berkaitan tentang konsep pendidikan antara lain:
- Saya harus lebih fleksibel dalam menyusun perangkat pembelajaran, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Mereka perlu mampu menyesuaikan pendekatan dan strategi pembelajaran agar relevan dengan zaman dan mampu merangsang minat serta motivasi belajar siswa. Jadi yang saya dapatkan dari internet perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa saya.
- Saya perlu mengubah cara pandang mereka terhadap siswa sebagai individu yang memiliki kekuatan alami yang perlu dipahami dan dibimbing. Ini berarti menghargai setiap siswa sebagai individu yang unik dan mengakui potensi serta kebutuhan mereka secara individual.
- Saya perlu mengubah pendekatan pembelajaran dari model yang berpusat pada guru menjadi model yang berpusat pada siswa. Saya perlu memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi potensi dan minat mereka sendiri, sambil memberikan bimbingan yang tepat.
3. Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda mencerminkan pemikiran KHD?
Hal-hal yang segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD, antara lain :
- Menggunakan pendekatan sistem among yaitu mengutamakan menuntun daripada menuntut.
- Mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan melibatkan partisipasi aktif dari siswa seperti memasukkan unsur permainan ke dalam proses pembelajaran
- Mengadopsi pendekatan pembelajaran yang menghargai nilai-nilai lokal dan budaya yang ada di sekitar.
- Menyesuaikan pembelajaran dengan realitas tempat peserta didik (kodrat alam) dan perkembangan zaman (kodrat zaman).
- Mengimplementasikan prinsip merdeka belajar dan mengintegrasikannya dengan pencapaian karakter dan moral siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kesimpulan
Pentingnya pembelajaran yang menekankan aspek moral dan karakter, serta menggunakan pendekatan bimbingan yang memahami kodrat alam dan dinamika zaman menjadi fokus utama dalam transformasi pendidikan. Karena pendidikan adalah proses yang bertujuan untuk menuntun anak sesuai dengan bakat dan minatnya agar dapat mencapai potensi maksimalnya Semua upaya ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam pendidikan, menciptakan generasi yang berkualitas dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa